Pemakaian Huruf Kapital Yang Baik dan Benar

Rabu, 29 Oktober 2014


A. Huruf pertama kata pada awal kalimat.

Contoh:
  1. Kami pergi ke kampus besok pagi. 
  2. Apa yang kamu kerjakan sekarang?

B. Huruf pertama petikan (kutipan) langsung.

Contoh:

Ayah bertanya,”Kapan kamu pulang?”
“Besok saya berangkat”, kata Budi.


C. Sebagai huruf pertama dalam ungkapan yang berhubungan dengan nama Tuhan dan kitab suci, termasuk kata ganti untuk Tuhan.

Contoh: Allah, Yang Mahakuasa, Yang Maha Pengasih. Alquran, Islam, Kristen, Hindu, Budha


D. Sebagai huruf pertama nama keturunan, gelar kehormatan, dan keagamaan yang diikuti nama orang.

Contoh: Sultan Hasanudin, Haji Agus Salim, Imam Syafii, Nabi Ibrahim

(*) Tidak menggunakan huruf kapital jika tidak diikuti nama orang, misalnya
  1. Dia diangkat menjadi sultan.
  2. Tahun ini dia naik haji. 

E. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur-unsur nama orang.

Contoh: Rudiyana, Dwi Yanti, Halim Agus.

(*) Tidak menggunakan huruf kapital jika nama yang digunakan sebagai nama jenis atau satuan ukuran, misalnya: mesin diesel, 10 volt, 5 ampere


F. Sebagai huruf pertama unsur nama jabatan dan pangkat yang diikuti nama orang atau yang dipakai sebegai pengganti nama orang tertentu, nama instansi, atau nama tempat.

Contoh: Bupati Banyumas Jenderal Sutrisno Ketua MPR

(*) Tidak menggunakan huruf kapital jika tidak diikuti nama orang,
  1. Siapa gubernur baru itu?
  2. Ia dilantik menjadi mayor jendral. 

G. Sebagai huruf pertama nama bangsa, suku bangsa, dan bahasa.

Contoh: bangsa Indonesia, suku Jawa, bahasa Jawa

(*) Tidak menggunakan huruf kapital jika sebagai bentuk kata turunan, misalnya
  1. Mengindonesiakan kata asing.
  2. Keinggris-inggrisan. 

H. Sebagai huruf pertama nama tahun, bulan, hari, hari raya, dan peristiwa sejarah.

Contoh: tahun Hijriah, bulan April, hari Senin, Proklamasi Kemerdekaan Indonesia.


I. Sebagai huruf pertama nama geografi atau bagian-bagiannya.

Contoh: Asia Tenggara, Banyumas, Gunung Selamet, Sungai Serayu, Selat Sunda


J. Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama istilah geografi yang tidak menjadi unsur nama diri.

Contoh: garam inggris, gula jawa, pisang ambon, mandi di kali, pergi ke arah tenggara


K. Sebagai huruf pertama semua unsur nama negara, lembaga pemerintah dan ketatanegaraan, serta nama dokumen resmi kecuali kata seperti dan.

Contoh: Majelis Permusyawaratan Rakyat, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan


L. Sebagai huruf pertama setiap unsur bentuk kata ulang sempurna yang terdapat pada nama badan, lembaga pemerintah dan ketatanegaraan, serta dokumen resmi.

Contoh: Yayasan Ilmu-Ilmu Sosial, Undang-Undang Dasar Republik Indonesia, Perserikatan Bangsa-Bangsa


M. Sebagai huruf pertama semua kata di dalam nama buku, majalah, surat kabar, dan judul karangan kecuali kata seperti di, ke, dari, dan, yang, untuk, yang tidak terletak pada posisi awal.

Contoh:
  1. Buku Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia
  2. Bacalah majalah Bahasa dan Sastra.
  3. Saya membaca buku Dari Ave Maria ke Jalan Lain ke Roma

N. Sebagai huruf pertama unsur singkatan nama gelar, pangkat, dan sapaan.

Contoh:
  1. Dr. = doktor
  2. M.A. = master of arts
  3. S.S. = sarjana sastra
  4. Prof. = profesor
  5. Tn. = tuan
  6. Ny. = nyonya

O. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata penunjuk hubungan kekerabatan seperti bapak, ibu, saudara, kakak, adik, dan paman yang dipakai sebagai kata ganti atau sapaan.

Misalnya:

Kapan Bapak berangkat?
Itu apa, Bu?
Surat Saudara sudah saya terima.

Catatan:

Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama kata penunjuk hubungan kekerabatan yang tidak dipakai sebagai kata ganti atau sapaan.

Misalnya:
  1. Kita harus menghormati bapak dan ibu kita.
  2. Semua kakak dan adik saya sudah berkeluarga
P. Huruf kapital sebagai huruf pertama setiap unsur bentuk kata ulang sempurna yang terdapat pada nama badan, lembaga pemerintah dan ketatanegaraan, serta dokumen resmi.

Contoh: Yayasan Ilmu-Ilmu Sosial


Q. Sebagai huruf pertama unsur nama jabatan dan pangkat yang diikuti nama orang atau yang dipakai sebegai pengganti nama orang tertentu, nama instansi, atau nama tempat.

Contoh:
  1. Bupati Banyumas Jenderal Sutrisno
  2. Ketua MPR




0 komentar:

Posting Komentar





Mau buat buku tamu ini ?
Klik di sini
Flaming Pointer

Clock

Visitor

Blog Archive

Diberdayakan oleh Blogger.